Add My Facebook@Olivia Soekamti Full

Senjata Kimia Mematikan Part#1

Jakarta, Timur tengah masih diguncang prahara yang entah sampai kapan akan berakhir. Dari konflik di Palestina, peperangan menyebar ke Irak dan Suriah. Baru-baru ini, pemerintahan diktator di Suriah bahkan membuat senjata kimia mematikan yang dikenal dengan sebutan Sarin.

Sarin merupakan zat yang amat cepat meracuni saraf. Awalnya zat ini dibuat di Jerman pada tahun 1938 untuk pestisida. Namun menurut Centers for Disease Control and Pervention (CDC) di AS, sarin lebih mematikan dari pestisida biasa. Zat ini bisa dicampur dalam air untuk meracuni minuman dan makanan atau disemprotkan ke udara.

Orang yang teracuni seringkali tidak menyadari karena bentuknya berupa cairan bening, tak berbau, tak berwarna, tak berasa dan bisa menguap seperti air biasa. Zat ini sempat digunakan dalam pembantaian Halabja tahun 1988 di bawah perintah Saddam Hussein yang menewaskan sedikitnya 5.000 warga sipil Kurdi.

Sarin juga sempat digunakan dalam serangan teroris di kereta bawah tanah Tokyo pada tahun 1995 yang menewaskan 13 orang. Karena sifatnya yang mudah menguap, sarin umumnya dicampur sebelum digunakan dan disimpan dalam bentuk cair. Karena sifatnya sangat korosif, sarin harus disimpan dalam wadah khusus.

Dalam waktu beberapa detik setelah terkena gas sarin, korban mulai mengalami sakit mata, lemas, muntah, diare dan detak jantung tidak beraturan. Pakaian yang terkena akan terus melepaskan uap beracun selama 30 menit sehingga menyebabkan makin banyak orang yang terpapar saat mendekati korban.

Korban yang sudah terkena cairan sarin dapat menunjukkan gejala kapan saja, mulai dari hitungan menit sampai 18 jam setelah mengkonsumsi. Jika terpapar dalam jumlah besar, baik dalam bentuk cair maupun gas, gejalanya akan lebih parah dan menyakitkan seperti kejang-kejang, lumpuh, tak bisa bernapas sampai kematian.

Sarin menyerang sistem saraf dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengendalikan fungsi otot dan kelenjar. Akibatnya, terjadi overstimulasi metabolisme seperti otot terus berkedut, kelelahan dan bernapas dengan kecepatan yang tidak terkendali. Pada akhirnya, semua fungsi tubuh pun hilang.

Seperti dikutip dari Times Healthland, Kamis (13/12/2012), kebanyakan korban dapat sembuh jika hanya terkena sarin dalam dosis kecil. Apabila terpapar di dalam ruangan, segera keluar, lepas pakaian yang terkontaminasi dan cuci bagian tubuh yang terkena dengan air sabun untuk mengurangi risiko yang lebih parah.

Jika korban yang terkena segera ditangani dengan penangkal racun di rumah sakit, ia masih mungkin bertahan hidup tanpa gangguan saraf selama 1 - 2 minggu. Namun jika terpapar dalam jumlah banyak dan tidak diobati, risiko kematian akan meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Olivia. Diberdayakan oleh Blogger.